Hidayatullah Sleman

 

Sabtu, 07 Mei 2016

Jalan Terbaik Lahirkan Generasi Beradab Ya Ikuti Cara Nabi Mendidik

0 komentar

Laporan : Imam Nawawi
Merosotnya nilai, moral dan adab anak bangsa yang kian meningkat belakangan ini menjadikan semua elemen bangsa turut perihatin.
Demikian salah satu hal yang disampaikan penulis buku-buku parenting Muhammad Fauzil Adhim dalam acara Tabligh Akbar di Masjid Raya Baiturrahim Jayapura Sabtu, (07/05/2016) yang dikenal Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH).
Dalam acara ini, Fauzil Adhim lebih banyak  membahas penanaman adab pada anak.
Dalam paparannya, ayah tujuh anak itu mengatakan bahwa sejatinya tidak ada perbedaan antara anak zaman sekarang dengan anak zaman dahulu.
“Rasulullah mengatakan kullu mauludin yuladu alal fitrah. Artinya setiap anak lahir dalam keadaan fitrah,” paparnya.
Oleh karena itu tidak ada jalan terbaik untuk melahirkan generasi beradab selain dengan kembali mengikuti bagaimana Nabi Muhammad mendidik.
Bagaimana Nabi mendidik bisa dilihat dari bagaimana Allah mendidik Nabi Muhammad besrta sahabat dan umat Islam pada fase Makkah.
“Nasehat itu diberikan dengan kalimat yang ringkas dan didahului dengan perintah atau kalimat imperatif. Seperti, peritnah bacalah, bangkitlah, baru diikuti dengan penjelasan,” ulasnya.
“Tidak seperti sekarang dimana banyak orang tua yang lebih sering memberikan penjelasan daripada perintah,” imbuhnya.
Terkait pentingnya kalimat perintah, Fauzil memberikan bukti bahwa kalimat perintah atau larangan tidak berdampak buruk seperti asumsi banyak orang yang menganggap anak akan kehilangan kreativitas.
“Di negeri China, para guru mengajar dengan kalimat perintah dan larangan. Apa murid-murid tidak kreatif? Lihat saja sekarang, adakah barang di sekeliling kita yang bukan buatan China,” ungkapnya dengan nada bertanya.
“Jadi bukan perintah itu yang salah, tetapi cara menyampaikan perintah itu yang patut diperhatikan,” tegasnya.
Terkait hal itu, Fauzil mengajak jama’ah Masjid Baiturrahim memperhatikan bagaimana Al-Qur’an memberikan keteladanan.
“Kalimat Ya bunayya adalah tanda panggilan sayang. Oleh karena itu jangan memberikan perintah sementara cara kita memulainya tidak dengan lemah lembut penuh kasih sayang,” tuturnya.
Kemudian, yang tidak kalah penting, orang tua harus bisa dipercaya dan dihormati oleh anak-anak dengan cara berkata benar.
“Penting juga dipahami, bahwa orang tua dalam Islam harus mampu berkata benar, jujur, apa adanya. Jangan sampai, anak merengek pengen ikut ayahnya, kemudian sang ayah bilang kepada anaknya, ‘Coba lihat apa yang dilakukan ibumu,’ yang kemudian anak mencari ibunya dan dengan seketika, sang ayah ngacir dari anaknya. Ini jelas akan menjadikan anak tidak punya trust kepada orang tua,” pungkasnya.*
Rep: Imam Nawawi
Editor: Cholis Akbar
Admin: Mahmud Thorif

Rabu, 04 Mei 2016

SDIT Hidayatullah Jogja Galang Dana Peduli Suriah

0 komentar

Suara pekikan takbir membahana, memecah keheningan pagi di sepenjuru Yayasan As-Sakinah, Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, hari ini, Kamis, 5/5/2016. Ratusan siswa-siswi SDIT Hidayatullah berantusias memadati Masjid Markazul Islam, yang terletak tepat di jantung kampus untuk menyemarakkan kegiatan penggalangan dana bagi sahabat-sahabat Muslim yang teraniaya di belahan dunia, terutama yang sedang membara saat ini, Aleppo, Suriah.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh bagian Humas SDIT Hidayatullah Sleman bekerjasama dengan Baitul Maal Hidayatullah Jogja dan Yayasan As-Sakinah ini menghadirkan ustadz Abu 'Abdurrahman selaku koordinator Sahabat Suriah. Sahabat Suriah adalah pengembangan amal dari Sahabat Al Aqsha, jaringan keluarga muslim.

Ahlussunah Indonesia-Syam yang mengupayakan diri terlibat dalam pembebasan masjidil Aqsha.

Dalam orasinya, Abu 'Abdurrahman mengabarkan kondisi terkini umat Islam di bumi Suriah, Aleppo. Sebagaimana diketahui, dalam hampir dua pekan terakhir Aleppo terus dihujani roket Rezim Bashar Assad, Syi'ah dan sekutunya dari udara. Puluhan serangan telah membumi hanguskan kota Aleppo. Suplai air bersih terputus, sebab serangan udara telah membombardir Stasiun Pemompa Air disana. Selama lebih dari sepekan dilaporkan terjadi 260 serangan udara, 110 serangan Artileri, 18 rudal dan 68 bom, hingga mengakibatkan 250 jiwa sipil terbunuh. Dikabarkan pula, sebanyak 27 staff dan pasien di RS Al Quds yang berada di Aleppo telah tewas dalam sebuah serangan udara, termasuk Dr. Muhammad Waseem Maaz, dokter anak paling berkompeten di sana. Jumlah ini terus meningkat setiap harinya, baik serangan maupun korban jiwa.

Menurut saksi mata dari Aleppo, ini adalah serangan paling dahsyat dan brutal sejak perang dimulai. Sayangnya, hal yang paling tidak masuk akal terjadi saat ini. Hampir tidak ada media komersil dunia yang meliput dan memberitakan hal ini. Sehingga informasi seputar pembantaian brutal di Aleppo ini hanya bisa disalurkan dan didapatkan melalui media alternatif/sosial media dengan segala keterbatasan yang ada.

Situasi di Aleppo saat ini sangat genting. Aleppo boleh jadi akan terkepung sebentar lagi, maka seluruh dunia harus mengetahui hal ini dan bertindak segera. Setiap hari mereka digempur bom, dihujani roket, diledakkan dengan drum-drum berisi bahan peledak, dibidik dengan senapan-senapan mematikan, ditumpas, dibumi hanguskan, dibunuhi secara brutal, tak berperikemanusiaan oleh para musuh Allah, Bashar Assad beserta dedengkotnya, Syi'ah laknatullah dan para sekutu.

Mereka disakiti sebab mereka memegang teguh aqidah Ahlus sunnah wal jamaa'ah, mereka dibantai karena memegang teguh kalimah "Laa ilaaha illAllaah". Maka bagi seorang yang mengaku Muslim, wajib atasnya menolong saudara yang terzhalimi di bumi Suriah, baik dengan doa yang tak putus, tenaga, bantuan dana, dan apapun yang bisa diberikan untuk mereka. Dan haram bagi seorang Muslim untuk bersikap acuh tak acuh terhadap orang yang membutuhkan pertolongan saudaranya, sebagaimana yang disampaikan Syaikh Yusuf Al Qardhawi dalam fatwa terbarunya.

Oleh Karenanya, lewat aksi penggalangan dana ini diharapkan akan menumbuhkan jiwa solidaritas siswa-siswi SDIT Hidayatullah Sleman, juga mengobarkan semangat membela Islam dan membela kehormatan kaum Muslimin di dada-dada mereka. Dipahamkan pula kepada mereka, bahwasanya jika seorang Muslim tidak menolong saudaranya yang sedang terzhalimi, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. Sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla dalam surat Al Anfaal ayat 73, "Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar."

Setelah kegiatan penggalangan dana ini usai, Atina Fauzia, salah seorang siswi SDIT Hidayatullah mengaku geram dan marah mendengar kabar serangan membabi buta rezim Bashar Assad kepada kaum Muslimin Suriah, "Semoga Allah membalas semua perbuatan jahat Bashar Assad dan orang-orang syi'ah itu, kalau tidak di dunia, pasti akan Allah hukum di akhirat kelak..!!" Harap siswi yang tengah duduk di bangku kelas 6 ini.

Senada dengan harapan di atas, Muhammad Haidar yang masih duduk di kelas 2 pun berdoa demikian, "In syaa Allah, para musuh Allah akan merasakan akibat dari kejahatannya..! Dan Allah akan menolong semua orang Islam di Suriah." Pungkasnya dengan polos dan tulus.
Tak hanya anak didik, Ustadzah Ayun Afifah, guru Al Qur'an di SDIT Hidayatullah pun sangat mengecam serangan brutal yang terjadi di Aleppo belakangan ini, "Wa makaruu wa makarollaah, wallaahu khairul maakiriin. Janji Allah itu pasti, cepat atau lambat Bashar Assad dan sekutunya akan hancur binasa! Semoga sedikit yang kami kumpulkan hari ini, bisa berarti banyak untuk saudara-saudara kita di Suriah. Tentunya tak putus-putus doa untuk keselamatan mereka kami layangkan."

Alhamdulillah, infaq yang berhasil terkumpul dari penggalangan dana hari ini sebanyak Rp 16.282.500,- beserta sebuah anting emas. Semoga apa yang telah terkumpul dari panggilan hati siswa-siswi beserta para pendidik di SDIT Hidayatullah Sleman ini mampu mengundang pertolongan dan kemenangan dari Allah, sehingga perdamaian hakiki kembali melingkupi Aleppo, Suriah, Negeri Syam dan seluruh belahan bumi yang terzhalimi.

Allaahumma Aamiin.

Ida Nahdhah, Pendidik di Hidayatullah Yogyakarta.

Foto by Admin

Selasa, 03 Mei 2016

Rezim Asad Suriah dan Pendukungnya adalah Ashabul Ukhdud Abad ke-21

0 komentar

Risalah Departemen Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah tentang Situasi di Aleppo, Suriah
  1. Selama sembilan hari, sejak 22 April 2016, rezim Suriah yang dikendalikan oleh Basyar Al-Asad didukung oleh Iran dan Rusia, lakukan lebih dari 260 serangan udara, 110 artileri, 18 peluru kendali, 68 bom, membantai lebih dari 200 warga, serta lukai ratusan lainnya. Demikian laporan satuan tugas kedaruratan warga Syria Civil Defence, yang dikenal secara internasional bertugas menolong korban-korban serangan militer yang sudah berlangsung selama lebih dari lima tahun.
  2. Akibat gempuran dan agresi militer itu, untuk pertama kalinya dalam kurun lebih dari 1 milenium (1000 tahun), masjid-masjid Aleppo tidak melakukan solat Jum’at pada 29 April 2016. Demikian dilaporkan kantor-kantor berita diantaranya Asy-Syarqul Awsath.
  3. Aleppo (atau dalam bahasa Arab disebut حلب atau Halab) adalah nama salah satu kota tertua di dunia yang masih dihuni oleh manusia, dimulai sejak 5000 tahun sebelum Masehi. Aleppo juga kota terbesar di Suriah, ibukota propinsi paling utara, berbatasan dengan Turki. Kota Aleppo menempati kawasan seluas 190 Kilometer per segi, berpenduduk kurang lebih 2 juta jiwa.
  4. Seorang warga menolong seorang anak dari reruntuhan RS Al-Quds Aleppo. Foto: Aleppo Media Center
    Sejak Maret 2011, rezim Basyar Al-Asad memutuskan menggunakan kekerasan senjata untuk membunuhi, menteror, menangkapi, menyiksa sampai mati, warga Suriah, untuk mempertahankan kekuasaan keluarga dan kroninya. Akibat dari keputusan itu banyak wilayah Suriah yang terbelah dua. Ada yang warganya berhasil membebaskan diri dari kekuasaan diktator Asad, ada yang belum.
    Sejak 2012, milisi-milisi pendukung Asad semprotkan “الأسدأو نحرق البلد” (Pilih Asad atau Kami Bakar Negeri/Kota/Desa Ini) di tembok-tembok di seantero Suriah, termasuk di Aleppo
  5. November 2012, Aleppo terbagi dua. Sebelah utara berhasil dibebaskan oleh warga, sebelah selatan masih dikuasai rezim Asad. Kawasan yang berhasil dibebaskan oleh para Mujahidin dari kalangan warga, diembargo oleh rezim. Listrik diputus, air dimatikan, jalan-jalan diblokade, serangan militer terus menerus dikerahkan oleh rezim, baik dari udara maupun dengan artileri jarak jauh. Namun, warga dan Mujahidin yang berada di kawasan yang sudah dibebaskan dari rezim bersabar dan bertahan. Mereka bahkan membentuk Mahkamah Syari’ah yang mengatur tata tertib kehidupan dan keperluan masyarakat sebisa mungkin, seperti distribusi makanan, penyelesaian sengketa, pendataan penduduk, kebersihan, air, dan sebagainya. Sampai pada akhir musim panas tahun 2015 lalu, sebagian besar kota Aleppo berhasil dibebaskan.
  6. Awal Februari 2016, dibantu oleh kekuatan angkatan udara rusia dan milisi-milisi Syiah Iran dan Lebanon, Aleppo digempur dan direbut kembali oleh rezim. Terjadi eksodus (pengungsian besar-besaran) warga Aleppo ke dekat perbatasan Turki. Kantor-kantor berita dan media internasional menyebut kejadian itu sebagai krisis terburuk sejak berlangsungnya krisis kemanusiaan di Suriah.
  7. Memanfaatkan datangnya musim semi, di awal bulan April 2016, warga dan Mujahidin Aleppo mengerahkan kembali mujahadahnya untuk membebaskan kota itu. Alhamdulillah berhasil. Namun keberhasilan inilah yang memicu rezim Asad untuk melakukan pengerahan kekuatan militer besar-besaran, terutama lewat udara dan artileri jarak jauh, yang sudah berlangsung sembilan hari sampai hari ini.
  8. Aleppo Media Center, sebuah kantor berita yang didirikan oleh warga kota, juga berbagai media internasional seperti Aljazeera, menyiarkan foto-foto dan video-video penghancuran Rumah Sakit Al-Quds di kota itu. Tidak kurang dari 50 orang dokter, paramedis, karyawan, dan pasien dilaporkan terbunuh akibat serangan yang terjadi Jum’at 29 April 2016. Sebuah rekaman kamera CCTV di rumah sakit itu hari ini disiarkan oleh stasiun televisi Inggris Channel 4.
  9. Penghancuran RS Al-Quds merupakan salah satu kejahatan militer, dari rangkaian yang panjang sejak lima tahun lalu. Tapi hari-hari ini rezim Asad yang didukung Rusia dan Iran serta milisi-milisi bersenjata Syiah dari Iraq, Lebanon, dan Afghanistan sedang mengkonsentrasikan kejahatan agresi militernya ke Aleppo secara indiskriminatif.“#AleppoisBurning (حلب_تحترق#) (Aleppo Terbakar)” demikian hashtag yang kemudian mendunia, disematkan di laporan-laporan tentang pembumihangusan Aleppo. Rumah sakit, sekolah, pertokoan, pasar, rumah-rumah, semua dihujani rudal, bom meriam, bom gentong, dan mortir.
  10. Sejak tahun 2012, gerombolan-gerombolan bersenjata pendukung Asad telah berkampanye menggunakan grafiti (cat semprot) dengan tulisan di tembok-tembok di wilayah yang dikuasainya berbunyi: الأسدأونحرق البلد (Pilih Asad atau Kami Bakar Negeri/Kota/Desa Ini).
  11. Cara-cara yang digunakan oleh Rezim Basyar Asad, yaitu membakar warga kota Aleppo dengan peluru kendali, bom artileri, bom gentong, mortir dan lain-lain mengingatkan hamba-hamba Allah akan peristiwa yang pernah terjadi sebelum zaman Rasulullah. Peristiwa itu diabadikan oleh Allah di dalam Al-Quran surat Al-Buruj:
    1. وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ (3) قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (5) إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (6) وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (7) وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (9)
    “Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang Mu’min (orang beriman) itu melainkan karena mereka beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (Al-Quran surah Al-Buruj ayat 1-9)
    1. Dalam penjelasan mengenai rangkaian ayat Al-Quran itu, Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (hadits no. 3005) melalui jalur Shuhaib Radhiyallahu ‘anhu, menggambarkan, bahwa telah terjadi pembantaian atas orang-orang yang beriman kepada Allah dan mempertahankan kemuliaan dirinya, oleh rajanya yang zhalim dan memaksakan kekuasaan mutlaknya. Pembantaian itu dilakukan dengan cara membakar semua orang beriman di dalam sebuah parit raksasa.
    2. Rezim Asad dan semua pihak yang mendukung kejahatan agresi militer berupa pengeboman, pembakaran, pembantaian, serta fitnah terhadap orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang merupakan umat Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alayhi wa sallam di Aleppo adalah “Ashabul Ukhdud Abad ke-21“.
    3. Apa yang terjadi di Aleppo dan Suriah adalah ujian dari Allah, apakah kita akan berdiam diri menyaksikan kejahatan-kejahatan dilakukan atas kaum Muslimin dan orang-orang yang beriman kepada Allah, atau kita akan bergerak mengamalkan tuntunan Allah dalam Al-Quran surah Al-Anfaal ayat 72:
    ‎إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٧٢)
    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertoIongan (kepada muhajirin, menyelamatkan iman dan nyawanya), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu WAJIB memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
    15. Semoga amal yang kita lakukan untuk menjawab tuntunan Allah dalam ayat di atas mengundang pertolongan Allah, sehingga perdamaian hakiki kembali menyelimuti Aleppo, Suriah, Negeri Syam, dan seluruh permukaan dunia.*
    Jakarta, Ahad, 24 Rajab 1437 / 1 Mei 2016
    Departemen Luar Negeri
    Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah
    Masjid Umawi yang dibom dan dibakar rezim Asad. Untuk pertama kalinya sejak seribu tahun lalu, tidak ada solat Jum’at di Aleppo